manfaat.co – Gempa Turki dan Suriah yang terjadi sejak awal minggu ini, diketahui setara seperti 500 ledakan bom nuklir. Hal itu turut diungkapkan oleh sang manajer umum pengurangan risiko pada Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) Turki, yakni Orhan Tatar. Bahkan untuk korban tewas semakin bertambah akibat gempa sudah mengguncang Turki dan Suriah pada pekan lalu menembus 34.000 jiwa. Hal ini pun menimbulkan pertanyaan besar, pasalnya jumlah ini juga membuat gempa tersebut menjadi salah satu mematikan pada 20 tahun terakhir. Tatar mengatakan bahwa gempa terjadi pada hari Senin.
Berlangsung selama 65 detik, sementara gempa kedua yakni selama 45 detik. “Energi sudah dilepaskan dua gempa tersebut sama seperti halnya energi 500 bom nuklir,” ucap Tatar. “Getaran itulah diikuti lebih dari 2.000 gempa susulan dalam satu minggu masih berlanjut,” sambungnya, dilansir dari RT, pada hari Minggu 12 Februari 2023 kemarin. Ditengah total korban jiwa terus bertambah, PBB mengaku kesusahan.Kesusahan dalam mengirimkan bantuan gempa kepada daerah konflik di Suriah. Bantuan kemanusiaan dari PBB yang menuju barat laut Suriah tiba di Turki.
Akan tetapi, Martin Griffiths Kepala Penanganan Bencana PBB menyampaikan bahwa bantuan ini masih kurang disebabkan jutaan orang kediamannya hancur masih membutuhkan. Sejumlah suplai bantuan yakni berupa alat-alat kesehatan ke daerah pemberontak yang menghadapi Presiden Suriah Bashjar Al-Ashad tersendat. Dimana, daerah tersebut juga masih pada sanksi oleh Amerika Serikat beserta sekutunya. “Sejauh ini sudah mengecewakan penduduk di bagian barat laut Suriah,” ucap Griffiths dilansir dari AFP. “Menunggu bantuan internasional tidak kunjung datang,” sambungnya.
Gempa Turki, dilansir dari AFP sedikitnya total 10 truk menuju barat laut Suriah dengan melalui perbatasan di jalur Bab Al-Hawa. Iring-iringan bantuan kemanusiaan yang membawa perlengkapan shelter hingga lembaran plastik, paku, tali, baut, selimut tebal, karpet sampai matras. Bab Al-Hawa sampai sejauh ini menjadi satu-satunya jalur memungkinkan dilewati rombongan bantuan kemanusiaan dari internasional setidaknya selama 12 tahun perang sipil. Sejumlah jalan pasalnya ditutup setelah menerima tekanan dari China dan Rusia.
Terlepas dari itu, diketahui Presiden Turki Recep Tayyip menyampaikan kalau total korban tewas dikarenakan bencana gempa bumi sudah mencapai 21.043 orang, dengan lebih dari 80.000 lainnya mengalami luka-luka. Dengan 3.553 kematian dikabarkan bahwa di negara tetangga Suriah, keseluruhan total korban tewas dikarenakan gempa paling mematikan di daerah tersebut sudah mencapai 24.596. Pemimpin Turki itu berjanji kalau penyintas yang kehilangan rumah tidak ditinggalkan di jalanan dan pada kondisi kemiskinan serta ratusan ribu blok apartemen berencana dibangun lagi dan diperkuat supaya bisa menahan gempa bumi di masa depan.
Dia juga mengumumkan kalau keputusan mengalihkan keseluruhan universitas di Turki ke pembelajaran jarak jauh, dengan asrama yang akan dipakai menjadi tempat tinggal sementara buat mereka yang kehilangan tempat tinggal dikarenakan trag. Dimana, ada pertanyaan banyaknya bangunan yang mengalami roboh. Diduga, banyak bangunan pemukiman dibangun tidak sesuai dengan standar. Saat ini, kepolisian Turki sudah mengeluarkan perintah penangkapan kepada 113 kontraktor bangunan. Dan saat ini, setidaknya sudah 12 kontraktor ditangkap.
Selama bertahun-tahun, para ahli memperingatkan kalau banyak bangunan baru di Turki tidak aman sebab korupsi endemik dan kebijakan pemerintah yang dinilai pro kontraktor. Kebijakan yang dimaksud memungkinkan apa yang dikatakan amnesti buat kontraktor yang membelokkan aturan bangunan buat bisa mendorong ledakan konstruksi. Hal ini juga bisa berlaku di wilayah yang memang rawan gempa. Ribuan bangunan runtuh akibat gempa, menimbulkan pertanyaan mengenai, apakah dampak bencana alam diperparah dengan kegagalan manusia?
“113 surat perintah penangkapan sudah dikeluarkan sehubungan dengan pembangunan gedung yang sudah runtuh dikarenakan gempa hari Senin,” pernyataan Kepolisian Turki, seperti yang dilansir dari BBC. Insinyur struktur USGS Kishor Jaiswal turut menyampaikan bahwa Turki diketahui sebelumnya sudah mengalami gempa bumi besar termasuk gempa di gempa Turki tahun 1999 sudah menewaskan 14.000 orang. Maka dari itu sebagian daerah Turki mempunyai aturan bangunan regional memastikan proyek konstruksi bisa bertahan dari kejadian seperti ini.