Manfaat.co – Eks penyidik senior dari Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan belum tentukan nasibnya akan kemana dirinya setelah meninggalkan kedudukannya tersebut. Bahkan dirinya berikan Apresiasi tawaran dari Kapolri untuk jadikan Novel sebagai ASN. Namun, Novel sendiri belum tentukan sikap apakah harus menerima tawaran tersebut, karena baginya yang terpenting bagaimana terus berkontribusi dengan kepentingan negara. “Saya dan kawan kawan mengapresiasi apa yang direncanakan Pak Kapolri, saya yakin ini juga kebijakan dari pemerintah. Tentunya saya bersama kawan-kawan yang 57 ingin berkontribusi yang sebaik baiknya untuk kepentingan negara,” seperti yang dilansir dari sumber berita detik.com.
Novel menyampaikan kalau dirinya masih perlu lihat dahulu semua mekanisme dan perekrutan ASN yang digagas oleh Kapolri. Rencana kedepannya akan melihat semua peluang yang bisa mementingkan dan berkontribusi dalam kebaikan negara dengan jauh lebih besar sebagai pilihan. Pada pemberitaannya, Polri akhirnya bertemu dengan perwakilan 57 mantan pegawai KPK di Biro SDM Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Senin (04/10/2021).
Pertemuan itu pun dihadiri oleh sembilan orang perwakilan mantan pegawai KPK. Sembilan orang tersebut merupakan eks Direktur Sosialisasi dan Kampanye antikorupsi KPK Giri Suprapdiono dan beberapa eks pegawai lainnya. Dalam pertemuannya memang ada beberapa diskusi dan ada penyampaian secara inti. Ternyata pembahasan soal dengan regulasi secara teknis nantinya akan berlanjut dan akan melibatkan ahli.
Banyak pembahasan yang dimana mereka akan diposisikan dengan penyesuain kompetensi. Dimana 57 eks pegawai KPK yang tidak lulus TWK itu rupanya tidak semua berprofesi sebagai penyidik. Mereka juga memiliki latar belakang yang berbeda saat di lembaga anti korupsi itu. Khusus pembahasan mengenai proses rekrutmen itu juga bakal terus lakukan koordinasi dengan seluruh mantan pegawai KPK.
Soal Apresiasi Tawaran dari Kapolri Jadikan Novel & Eks Pegawai KPK Sebagai ASN
Port yang berencana untuk rekrut 57 pegawai KPK yang diberhentikan karena tidak lolos tes Wawasan kebangsaan (TWK). Ternyata Feri Amsari menilai tidak adanya aturan yang dilanggar terkait dengan rencana menaikkan dan berhentikan ASN sampai pindahkan PNS itu hanyalah Presiden. Kondisi ini akhirnya diketahui Presiden dan mendukung pengangkatan ASN yang bakal dilakukan oleh Kapolri dengan hasi yang bakal dilaporkan kepasn BKN untuk disahkan secara administrasi.
Novel Baswedan yang mewakili 56 mantan pegawai KPK lainnya yang dipecat dengan hormat karena tidak lulus TWK ini, bicarakan soal perekrutan menjadi ASN Polri. Novel menyebutkan juga kalau pihaknya akan terus memantau perkembangan rencana tersebut, karena dirinya pun akan terus lakukan pertimbangan secara matang. Bahkan Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes, Ahmad Ramadhan saat ditemui di kantornya menjelaskan kalau hal ini merupakan sebuah penawaran dan tidak adanya penyeleksian untuk memasuki mereka sebagai ASN Polri.
“Tidak ada seleksi. Artinya kami menawarkan. Tentu dari pihak eks pegawai KPK itu sendiri, tentu dilihat dari koordinasinya bentuknya seperti apa,” ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan saat ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (11/10/2021) seperti yang dilansir dari sumber berita detik.com. Tentu saja dimana 57 porang eks pegawai KPK itu menerima tawaran tersebut maka, semuanya sudah jelas akan sesuai dengan aturan hasil yang sudah dikoordinasikan.
Karena masih banyak diskusi dan rencana lainnya yang bakal dilakukan lebih lanjut oleh tim Polri. Kemudian mantan pegawai KPK akan terus melakukan pertimbangan secara matang untuk nasibnya yang ingin terus berkontribusi bagi Negara. Bagaimana bisa pengangkatan yang dilakukan Polri untuk rekrut 57 orang mantan pegawai KPK menjadi ASN? Tentu saja bisa, lantaran hal ini merupakan hasil berkirim surat dengan Presiden yang memohon adanya pelaksanaan melantik ASN KPK yang bakal ditarik jadi ASN Polri. Berkali-kali Novel dan kawan-kawan mantan Pegawai KPK berikan apresiasi tawaran dari Kapolri untuk rekrut tanpa tes jadi ASN Polri, dengan terus melakukan diskusi yang tidak hanya sesekali saja kemudian bakal dirundingkan dengan ahli sehingga mereka bisa mendapatkan tempat yang sesuai dengan kompetensi. Diketahui 57 orang merupakan pegawai yang bukan tim penyidik semua.